Halaman

Jumat, 31 Desember 2010

Instalasi Packet Tracer di Ubuntu

Packet Tracer merupakan software simulasi jaringan yang dikembangkan oleh Cisco. Dimana software tersebut berfungsi untuk membuat suatu jaringan komputer atau sering disebut dengan computer network. Dalam program ini telah tersedia beberapa komponen–kompenen atau alat–alat yang sering dipakai atau digunakan dalam system network tersebut, Misalkan contoh seperti kabel Lan ( cross over, console, dll ) , HUB, SWITCHES, ROUTER dan lain sebagainya. Sehingga kita dapat dengan mudah membuat sebuah simulasi jaringan computer di dalam PC Anda, simulasi ini berfungsi untuk mengetahui cara kerja pada tiap–tiap alat tersebut dan cara pengiriman sebuah pesan dari komputer 1 ke computer lain dapat di simulasikan juga disini.

Mulanya, saya iseng-iseng mengoogling software simulasi jaringan yang tersedia di Ubuntu. Tidak menyangka ternyata Packet Tracer yang pernah saya gunakan di Windows juga tersedia di Ubuntu. Nach pada posting kali ini saya akan membahas cara menginstall Packet Tracer, khususnya Packet Tracer 5.1 di Ubuntu 10.04.
  • Langkah pertama adalah mendownload Packet Tracer di link ini. Untuk sistem operasi Ubuntu, pilihlah file PacketTracer51_i386_installer-deb.bin.
  • Setelah file berhasil didownload, lewat terminal kita masuk ke folder tempat file PacketTracer51_i386_installer-deb.bin berada dan kamu harus merubah permission dari file tersebut menjadi 755. Caranya ketikkan perintah (tanpa tanda petik) “sudo chmod 755 PacketTracer51_i386_installer-deb.bin”. Untuk lebih jelasnya coba perhatikkan gambar dibawah ini.
  • Terminal akan meminta password root kamu. Masukkan password root kamu. Langkah berikutnya adalah menjalankan file installer program Packet Tracer. Caranya ketikkan perintah “./PacketTracer51_i386_installer-deb.bin” (tanpa tanda petik). Untuk lebih jelasnya coba perhatikan gambar dibawah ini.
  • Kemudian kamu akan diminta untuk menekan tombol enter untuk membaca EULA dari Packet Tracer. Pada baris akhir dari EULA, akan muncul pesan apakah kamu setuju dengan EULA yang telah dibaca tadi. Tekan tombol “Y”. Jadi dech proses instalasinya. Kamu bisa mengakses program Packet Tracer di menu Internet->Cisco Packet Tracer. Catatan : Hal yang harus diperhatikan pada waktu kamu menjalankan program Packet Tracer ini, kamu harus menonaktifkan compiz kamu, apabila kamu mengaktifkan compiz. Karena berdasarkan pengalaman saya, menu-menu yang terdapat pada packet tracer tidak dapat dilihat dengan jelas atau kabur. Untuk lebih jelasnya coba kamu perhatikan gambar dibawah ini.
  • Selesai sudah instalasinya?? Packet Tracert dapat dijalankan di Ubuntu tanpa harus menggunakan wine, mau belajar Cisco ga da masalah lagi.
Selamat mencoba. ^^

Perintah Dasar pada Linux Ubuntu

Masih ingat ketika semua komputer masih bekerja dalam sistem DOS? Ya, untuk pembaca yang sekarang berada di tingkat sekolah menengah, tentunya keberadaan DOS ini sudah hampir jarang untuk dirasakan. Terus terang, penulis pun tidak dapat mengingat dengan baik apabila di flash back (alias lupa total), krn itu sudah lama sekali. Jadi, pada topik ini, penulis menganggap kita semua sama-sama tidak pernah mengerti DOS.

Pada dasarnya, sistem operasi Linux bekerja dalam modus teks. Entah bagaimana ceritanya, seiring berjalannya waktu, rata-rata distro Linux yang dikembangkan oleh masing-masing perusahaan pun akhirnya membuat supaya Linux dapat dioperasikan secara G.U.I. (Graphic User Interface). Namun, masih juga ada loh distro Linux yang bekerja dlm modus teks. Dan, yang lebih luar biasanya lagi, masih banyak pula peminatnya. Menurut hemat penulis, mungkin perusahaan pengembang Linux ingin supaya sistem operasi ini dapat lebih banyak digunakan orang, makanya dibuat secara G.U.I. pula. Namun, walaupun G.U.I., Anda jg masih dpt mengoperasikan sistem operasi ini dengan modus teks. Untuk dapat masuk ke modus teks, Anda tinggal meng-klik “Application” > “Accessories” > “Terminal”.



Nah, perhatikan tulisannya. Pada milik penulis, terdpt tulisan

asdf@laptoplinux:~$

asdf di sini berarti user name. Sedangkan laptoplinux merupakan nama Anda ketika terhubung pada suatu jaringan. kemudian, $ di sini berarti Anda sedang berada pada level user biasa. Dan, tanda ~ di sini berarti Anda sedang mengakses direktori home.

Penulis akan memulai dari penggantian password super user (root) terlebih dahulu. Pada saat awal, Anda tidak dapat masuk ke level super suser (selanjutnya dikatakan su). Penulis pun sempat kebingungan. Karena, ketika penulis mengetikan “su” pada terminal, dan penulis masukan password yang telah penulis buat saat awal instalasi, ternyata malah tidak bisa (authentication failure). Akhirnya, penulis mengakalinya dengan mengetikan perintah sudo terlebih dahulu seperti ini:

$ sudo su

Kemudian, Anda akan diminta untuk memasukan password. Keluarannya akan langsung berada di bawahnya. Oo iya, jangan kaget ya. Karena, ketika Anda mengetikan password Anda, justru password nya tidak akan keluar. Namun, Anda harus tetap mengetikannya seperti biasa dan menekan “Enter” ketika selesai.

Setelah itu, Anda akan masuk ke level su. Perhtkn baik-baik perbedaan tanda antara $ (ketika user biasa) dan # (ketika menjadi super user). Pd terminal Anda sekarang, seharusnya Anda sudah menjadi su. Kemudian, ketikan perintah berikut:

# passwd

Lalu, masukan password Anda untuk mengakses level su ini. Sangat disarankan oleh penulis supaya Anda membuat password yang berbeda dibandingkan dengan password sudo. Bila sudah selesai, ketikan perintah berikut ini untuk keluar:

# exit

Nah, sekarang seharusnya Anda sudah berada pada level user biasa lagi. Mulai saat ini, apabila Anda ingin masuk ke level su, Anda cukup menjalankan perintah:

$ su

Lalu, dilanjutkan dengan memasukan password Anda.

PENTING: Penulis tidak akan menulis lagi nama user di dalam terminal. Sebagai gantinya, penulis hanya akn menuliskan “$” utk menandakan bahwa penulis berada pada user biasa dan “#” untuk menandakan bahwa penulis berada dalam level su. Kemudian, segala hal yang berhubungan dengan kedua hal ini, semuanya harus diketikan di dalam terminal.

Bagaimana? Anda sudah bingung? (Bila sudah, berarti penulis telah berhasil merbuat Anda kebingungan).^^ bercanda kok. Tentunya, penulis berharap supaya Anda dapat semakin mengerti dengan penggunaan Linux Ubuntu ini.

Melihat Direktori Melalui Modus Teks.

Ya, mari kita lanjut lagi ke tahap berikutnya. Di dalam modus teks, tentunya Anda tidak dapat melihat isi suatu direktori semudah Anda melihatnya dalam modus graphic. Lalu, bagaimana cara Anda mengetahui isi dr direktori Anda ketika berada di dalam modus teks? perintah “ls” lah jalan keluarnya. ls merupakan singkatan dari kata list (Semoga benar). ^^ nah, cobalah ketikan perintah ini:

$ ls

Setelah itu, pada bagian keluarlah isi dari direktori tempat Anda berada sekarang (berada pada direktori home).

Masuk ke Suatu Direktori Melalui Modus Teks.
Nah, setelah Anda mengetahui isi dari direktori tempat Anda berada, tentunya, ada dong keinginan dari Anda untuk dapat mengakses isinya. Lalu, bagaimana cara masuk ke dalam folder yang ada di dalam direktori ini? Silakan ketikan “cd” dan diiringi dengan spasi dan nama folder. Misalnya Anda ingin masuk ke folder document. Maka, ketikan perintah berikut ini:

$ cd document

Lakukan terus seperti ini apabila Anda ingin mengakses folder yang berada di dalam folder lagi (istilahnya subfolder).

Nah, bagaimana kalau ternyata nama folder milik Anda panjang sekali? Misalnya “document milik saya gitu loh”. Anda tinggal ketikan saja dengan lengkap. Pasti akan terjadi ERROR. (hahaha, maaf ya).^^ cara yg benar seperti ini nih:

$ cd document

(lalu tekan tombol tab pada keyboard supaya dapat langsung diketik secara otomatis). Harap diingat. Tombol tab akan berfungsi dengan baik apabila tidak terdapat dua huruf yang sama. Sebagai contoh, antara folder dektop dan document sama-sama memiliki huruf d. Jadi, supaya tab berfungsi, Anda harus mengetikan de atau do terlebih dahulu.

Membuat Folder Baru pada di dalam Suatu Folder.
Sekarang, kita akan belajar untuk membuat suatu folder baru di dalam suatu folder yang sudah ada. Misalnya, Anda ingin membuat suatu folder dengan nama “sample” di dalam folder document. Untuk membuatnya, Anda harus memakai perintah “mkdir”. Coba Anda ketik perintah di bwh ini secara bertahap:

$ cd document $ mkdir sample $ ls

*Nah, perintah baris pertama merupakan perintah untuk masuk ke folder document (masih ingat dong?).
*Perintah baris ke-2 untuk membuat suatu folder baru di dalam folder document dengan nama “sample” (tanpa tanda kutip).
*Perintah baris ke-3 digunakan untuk melihat isi dari folder document. (Penulis bermaksud menunjukan kepada pembaca bahwa kita telah berhasil membuat folder baru).

Melihat Folder Aktif Melalui Modus Teks.
Sulit sekali bagi penulis menentukan sub judul ini. Yah, maklum, nilai Bahasa Indonesia penulis ketika masih sekolah tidaklah terlalu baik.^^ ya, intinya, kita melihat, sedang berada di folder mana kah kita saat ini. Seperti yang penulis katakan sebelumnya, default folder aktif dari saat Anda membuka terminal yaitu folder home. Nah, untuk mengetahui apakah ini benar atau tidak, Anda dapat menggunakan perintah “pwd”. Pasti nanti akan keluar tampilan bahwa Anda sedang berada di dalam folder home. ringkasan perintahnya seperti ini:

$ pwd

Lalu, silakan tekan “enter”. ^^ (repot amat sich, kan kita juga udah bisa liat di sebelah user name kita. Ngapain juga kita harus pakai perintah ini). Ya, Anda benar. Yah, terus terang, penulis pun kurang mengetahui kegunaannya secara jelas. Tetapi, untuk pengetahuan, boleh-boleh saja dong? ^^

Melakukan Restart Melalui Modus Teks.
Untuk melakukan restart melalui terminal, Anda tinggal mengetikan perintah “reboot”. Apa tuh reboot? Nah, mungkin ada sebagian dari para pembaca yang masih awam dengan kata ini. Pada dasarnya, proses reboot sama saja dengan restart. Melakukan restart, berarti Anda juga melakukan reboot. Intinya sama-sama digunakan untuk mengulang suatu sistem operasi. (kata restart berarti mengulang start kembali. Restart > Re + Start. Dan, kata reboot berarti mengulang boot kembali. Reboot > Re + Boot). Untuk menjalankan perintah reboot, setidak-tidaknya, Anda harus berada dalam level su. Apabila tidak ingin repot, cukup gunakan saja perintah sudo dan tentunya dilanjutkan dengan memasukan password Anda. Jadi, secara lengkap, Anda ketikan saja perintah berikut ini:

$ sudo reboot

Tak lama kemudian, sistem Anda akan langsung menjalankan perintah restart. Kalau Anda tidak mau repot-repot dengan ini semua, Anda tinggal klik icon di paling kanan atas, dan pilih restart. Anda juga dapat melakukan shutdown, switch user, log out, dan lock screen.


Melakukan Instalasi Paket / Software yang Berada di Dalam DVD Repositories Melalui Modus Teks.
Oke, sekarang, kita akan berbicara tentang melakukan instalasi paket. Anggap saja, Anda mempunyai paket dengan nama “cheese.deb” di dalam DVD Repositories Anda. Sebelumnya, coba Anda perhatikan terlebih dahulu extension .deb dari paket itu. Deb di sini menandakan bahwa ini merupakan paket Debian. Masih ingatkah Anda bahwa Ubuntu merupakan distro Linux yang dibuat dan dikembangkan berbasiskan Linux Debian? Karena itulah, Ubuntu dapat dengan baik menjalankan paket-paket milik / yang ber-extension Debian. Ya, kita balik lagi ke topik. Bagaimana cara instalasinya? Seperti biasa, bukalah terminal, dan ketikan perintah berikut:

$ sudo apt-get install cheese

Setelah itu, tunggulah beberapa saat. Apabila Anda mendapati pertanyaan yang jawabannya hanya dua (Y dan N tentunya), cukup Anda ketik Y saja. Karena, bila tidak, itu berarti Anda menolak untuk melakukan instalasi paket. (Pada umumnya, pertanyaan ini mempertanyakan apakah Anda ingin meng-install dependencies dari paket ini atau tidak).
(Sekedar pemberitahuan, cheese merupakan aplikasi untuk mengambil gambar / foto melalui camera yang tersambung pada komputer / laptop Anda).

Sumber: http://www.kaskus.us

Install JDK (Java Development Kit) di Ubuntu

JDK adalah suatu modal utama ketika kegiatan progamming menggunakan Java menjadi pilihannya. JDK berisi satu bundled KIT, dimana proses kompilasi source-code java menjadi byte class dilakukan dengan menggunakan JDK ini. Netbean atau JCreator hanyalah IDE(Integrated Development Editor). Ketika melakukan kompilasi melalui Netbean sebenarnya JDK yang sudah terintsall didalam komputerlah yg dipanggil, hanya saja proses kompilasi dipermudah dengan cara memanggil langsung lewat IDE(namanya juga Integrated..hehehe..)

Anda dapat mendapatkan file JDK terbaru [di sini]. Karena di sini akan dibahas instalasi JDK di Linux, maka download dulu JDK yang untuk Linux (download yang *.bin). Nah, setelah file JDK didownload, ikuti langkah-langkah berikut dibawah ini.
  1. Taruh [nama_file_JDK].bin di folder (misal) /home/[user]/java
  2. Buka terminal (Application – Accessories – Terminal), masuk sebagai root dan kemudian masuk ke directory dimana file JDK berada. Dalam contoh ini lokasinya adalah /home/[user]/java
  3. Pada terminal, ketikkan command : # chmod 777 [nama_file_JDK].bin
  4. Setelah itu ketik : # ./[nama_file_JDK].bin
  5. Setelah itu akan muncul seperti EULA, tekan spasi sampai EULA habis, kemudian ketikkan yes dan tekan enter. Tunggu proses intalasi hingga selesai.
  6. Setelah proses instalasi selesai, buka file /etc/profile dan /etc/bash.bashrc
  7. Tambahkan baris script seperti dibawah ini pada kedua file tadi
    JAVA_HOME=/home/[user]/java/[nama_folder_jdk]
    export JAVA_HOME
    PATH=$JAVA_HOME/bin:$PATH
    export PATH
  8. [nama_folder_jdk] sesuaikan dengan tempat menginstall jdk, lalu save kedua file tersebut.
Nah, sekarang coba cek di terminal dengan mengetikkan $ java -version apabila muncul tulisan "java version [versi_dari_jdk] blablabla", berarti instalasi berhasil. Dan jika belum bisa, coba restart komputer terlebih dahulu, setelah itu coba lagi $ java -version

Selamat mencoba. ^^

Kamis, 30 Desember 2010

Jangan Pakai Linux !!!


Ya! Buat kamu yang belum pernah mencoba menggunakan sistem operasi yang identik dengan logo pinguin ini, ada baiknya untuk tidak mencoba memakainya! Loh? Kenapa? Berikut beberapa alasan untuk tidak menggunakan Linux.

1. Linux itu susah!
Iya itu faktanya. Linux itu susah! Bener-bener susah! Sekali kamu coba memakainya maka akan sulit bagi kamu untuk tidak mengulangi untuk memakainya lagi. Linux bagai candu yang akan membuat pemakainya betah berlama-lama berinteraksi dengannya, dan seringkali memberikan pertanyaan-pertanyaan yang unik dan menarik.

2. Linux itu mainan para hacker!
Buat yang merasa dirinya bukan hacker, sangat disarankan untuk tidak memakai Linux. Mengapa? Iya, karena Linux akan membuat kamu mandiri.

Hmmm… mandiri? Contohnya?

Di Linux, kamu akan menemukan banyak hal baru dan menarik. Kamu akan terus mencoba dan mencoba. Sedikit demi sedikit ‘hack‘ pada sistem operasi ini akan kamu lakukan.

Hack? Iya, hack! Terdengar keren dan begitu geek, bukan? Semua itu legal untuk dilakukan di Linux, karena source codenya dengan mudah dapat kamu peroleh, kamu modifikasi, ubah sana, ubah sini, dan menyebarkannya ulang dengan bebas pula, selama tidak keluar dari ruang lingkup General Public License.

3. Linux itu merugikan!
Pihak-pihak yang mendukung konsep proprietary software tentulah akan merasa dirugikan. Mengapa? Karena bila semakin banyak pengguna Linux (dan open source) tentu lahan bisnis mereka akan semakin tergerus terus dan terus.

Tapi, tidak hanya kerugian dari segi finansial saja yang akan mereka dapat. Melainkan juga ada banyak keuntungan yang akan mereka peroleh, meskipun tidak mereka rasakan secara langsung. Contohnya? Karena software open source tersedia source codenya dengan bebas, maka pengembang software proprietary pun dapat ‘mengintip’ dan ‘mencomot’ beberapa bagian software yang mereka anggap menarik untuk kemudian diintegrasikan ke dalam software komersial mereka.

Duh, contohnya masih kurang nih! Oke… oke… Kita ambil contoh Sun Microsystems dengan software office suite mereka yang ternama, OpenOffice dan StarOffice. Hmmm… ada apa dengan OpenOffice dan StarOffice? Sungguh menarik melihat fenomena yang terjadi di sini. OpenOffice dibangun berdasarkan source code StarOffice, lisensi yang disematkan ke OpenOffice ini bersifat open source yang dikembangkan secara gotong royong dengan komunitas yang tersebar di seantero benua di muka bumi ini. Dari hasil pengembangan OpenOffice, Sun Microsystems kemudian mengambil beberapa bagian kodenya untuk kemudian diintegrasikan ke StarOffice dengan ditambahkan beberapa ‘hasil keringat’ ‘orang dalam’ Sun Microsystems. Lisensi StarOffice sendiri bersifat proprietary. Sebuah hubungan timbal balik yang unik dan saling menguntungkan, bukan?

4. Linux itu jelek dan tidak menarik
Pernyataan itu tidak salah, namun tidak juga benar. Bila kita melihat Linux secara parsial, yakni hanya kernel/intinya saja tentu pernyataan itu dapat dibenarkan. Apa sih yang bisa dilakukan oleh ’seonggok’ kernel? Dan meskipun kernel itu bisa dipakai, apa sih yang menarik dari tampilan command line based dengan background hitam dan teks putih saja?

Namun bila kita melihat Linux secara keseluruhan sebagai satu kesatuan sistem operasi yang komplit, dengan desktop environment dan lingkungan kerja berbasis GUI (Graphical User Interface) yang indah, kemungkinan kamu akan membantah pernyataan itu. Kasih contoh dong! Oke, mari kita tilik sejenak desktop GNOME atau KDE (atau yang lainnya) dengan Compiz enabled dan setting animasi desktop yang maksimal, saya yakin kamu akan takjub melihat keindahannya. Tidak percaya? Silakan berkunjung ke YouTube dan masukkan kata kunci pencarian “compiz desktop”, tonton salah satu video demonstrasinya.

5. Linux itu membingungkan
Amat sangat membingungkan! Itulah perasaan yang akan kamu temui saat pertama kali menatap ‘wajah’ Tux si pinguin ini. Bingung mau memakai distribusi Linux apa, bingung mau pakai software yang mana, bingung untuk menginstal aplikasi apa diantara sekian banyak aplikasi, bingung untuk memilih desktop environment (GNOME, KDE, Xfce, dsb), dan banyak kebingungan-kebingungan lain yang mungkin akan kamu jumpai.

Semua itu wajar. Di dunia Linux dan open source, freedom is the will. Saking beragamnya kebebasan yang ditawarkan, maka tidaklah mengherankan bila perkembangan Linux dan software open source pada umumnya dapat dibilang pesat.

Belum lagi ditambah dengan kebingungan mau bertanya kepada siapa bila nantinya kamu menemui kendala yang serius dikarenakan saking banyaknya LUG (Linux User Group) baik yang bertaraf lokal maupun internasional yang siap membantu menyelesaikan masalah yang kamu temui.

6. Linux itu mahal
Benar sekali! Linux itu mahal! Karena kamu ‘kemungkinan’ akan mengeluarkan uang yang tidak sedikit untuk mendapatkannya. Iya! Semahal satu dua keping CD/DVD blank untuk ‘membakar’ salinan/ISOnya.

Juga untuk membayar koneksi internet (bila ada) atau CD/DVD repository (paket software dalam CD/DVD). Kita ambil contoh DVD repository Ubuntu yang dijual di berbagai toko online, harganya berkisar antara 50.000 s.d 100.000 rupiah! Dudududu… mahal sekali…

Setuju! Mahal sekali biaya yang harus dikeluarkan demi mendapatkan tambahan paket software free dan open source berkualitas yang super lengkap dan super banyak! Coba bandingkan dengan harga satu lisensi sistem operasi proprietary yang harganya berkisar diatas US$ 100 atau harga lisensi untuk satu software proprietary yang harganya bervariasi mulai dari US$ 19.99 hingga ratusan dollar! Ah, jauh sekali perbedaannya. Linux memang mahal.

Ubuntu, melalui program shipitnya menawarkan pengiriman CD Ubuntu gratis ke seluruh penjuru dunia. Namun tidak sepenuhnya gratis! Melainkan mesti membayar ’semacam pajak yang entah terang atau gelap’ ke Kantor Pos, yang biayanya berkisar antara 5000 s.d 7000 rupiah. Mahalnya…

7. Linux itu membodohkan
Maksudnya?

Begini, betapa ‘bodoh’nya ‘orang-orang itu’, sudah capek-capek membuat program eh… kok malah diberikan begitu saja kepada orang lain, berikut source codenya pula! Tanpa meminta imbalan apa-apa! Logis nggak sih?

Melalui tindakan yang ‘bodoh’ itu, para programmer dan mereka yang berkecimpung di dunia open source telah berkontribusi yang tidak sedikit demi kemanusiaan dan perkembangan teknologi informasi untuk masa kini dan masa yang akan datang.

Melaui ‘kebodohan’ mereka pula, perkembangan software open source akan semakin cepat karena akan ada banyak orang yang turut berpartisipasi dalam mencari bugs yang mungkin ada untuk kemudian diperbaiki dan dioptimasi serta ditingkatkan fitur-fiturnya.

8. Linux itu berdosa
Ya, ‘berdosa’ kepada pengembang software proprietary karena tidak memberikan ‘pemasukan’ ke ‘kantong’ mereka dikarenakan software proprietary buatannya mendapatkan saingan dari software open source yang lebih murah, halal, dan legal dengan fitur yang tidak kalah (bahkan melebihi fitur-fitur yang ada pada software proprietary tersebut).

9. Linux itu menyedihkan
Sangat menyedihkan malah, bagaimana mungkin sistem operasi dengan usia yang relatif muda ini mampu berkembang pesat seperti sekarang ini, bahkan berani menghadapi sistem operasi proprietary yang telah dikembangkan jauh sebelumnya dan memiliki pangsa pasar yang tidak sedikit di seluruh dunia.

Bila dulu, banyak pihak yang meramalkan IBM OS/2 adalah sistem operasi masa depan, namun kenyataannya sekarang sungguh berbeda, OS/2 telah ‘down’ (bila tidak ingin dikatakan ‘mati’). Mari kita lihat bagaimana perkembangan Linux beserta software-software open source lainnya beberapa tahun kedepan.

Yup, diatas adalah beberapa alasan yang cukup logis untuk tidak memakai Linux. Sekarang terserah kepada kamu, masih mau memakai Linux?


Catatan:
* Tulisan diatas hanyalah sebuah pemikiran bodoh dari penulis yang hanya seorang lamer yang tidak tahu dan tidak mengerti apa-apa. Mohon maaf bila ada kata-kata yang salah dan kurang berkenan di hati para pembaca dan kepada Allah SWT penulis mohon ampun.

Sumber: http://www.kaskus.us

Tips Menguasai Linux secara Cepat dan Mudah


Sebuah pertanyaan singkat dengan jawaban panjang. Sebenarnya tidak ada yang sulit di Linux jika Anda sudah memahami dasar-dasar pengoperasian sebuah OS komputer. Jika Anda sudah terbiasa bekerja dengan Windows, maka dalam waktu singkat Anda akan segera memahami dan menguasai Linux.

Kesulitan yang dihadapi para pemula umumnya berkisar seputar pemilihan distro Linux (...ya, ada ratusan 'jenis' Linux di hadapan Anda !...), pemartisian dan teknik instalasi (tetangga pusing, data di harddisknya hilang semua gara-gara coba instal Linux !...), dan pengaksesan file-file data yang sudah ada (...bagaimana nasib data di Windows saya ?...). Permasalahan selanjutnya adalah pemilihan program kerja dan teknis pemakaian utility sistem di Linux. Berikut tip-tip untuk Anda :

Tip 1 : Pilih distro popular
Ya, cari informasi dan dapatkan CD instalasi sebuah distro yang populer di lingkungan Anda. Jika banyak rekan pakai Linux Ubuntu, kenapa tidak ikut pakai Ubuntu. Jika warnet sebelah pakai Linux SuSE, ya cari CD SuSE, biar bisa chatting di warnet sebelah. Semakin populer distro pilihan Anda, semakin banyak rekan yang memahami dan siap membantu kesulitan Anda.

Tip 2 : Pakai Live CD
Apa itu Live CD ?... Ini adalah salah satu inovasi penggunaan sistem operasi Linux. Anda tidak perlu menginstalasikan Linux atau mengorbankan isi harddisk Anda untuk mengoperasikan Linux. Dengan Live CD, Anda dapat menjalankan Linux secara aman pada komputer Anda (baca: Windows) melalui sebuah keping CD. Anda tinggal membooting komputer dengan Live CD, tunggu sebentar, nah... operasikan 'komputer Linux' instan Anda.

Meskipun dijalankan dari sebuah keping CD, Anda dapat menggunakan program dan utility Linux secara lengkap dan normal seperti jika Anda mengoperasikan sebuah Linux yang terinstal di harddisk. Selesai sesi ber-Linux dengan Live CD, Anda dapat kembali menggunakan OS lama di harddisk,seperti sediakala.

Saat ini ada beberapa pilihan distro Linux Live CD (nah!). Bingung pilih Live CD? ingat Tip no. 1 Jika sudah familiar dengan teknik pengoperasian Linux, baru instalasikan Linux secara permanen pada harddisk Anda.

Tip 3 : Baca dan baca !
Anda kesulitan mendapatkan rekan yang tangguh di Linux ? Jangan putus asa, Linux menyediakan dokumentasi secara lengkap mengenai berbagai hal sesuai topik, teknik, atau program yang ingin Anda ketahui. Sebagian dokumentasi bahkan sudah disajikan dalam bahasa Indonesia.

Dewasa ini juga sudah tersedia buku-buku Linux, pilih (...dan beli) topik buku sesuai kebutuhan Anda. Alternatif lain, di internet tersedia beragam artikel dan panduan teknis mengenai penggunaan Linux yang siap Anda download secara gratis.

Tip 4 : Sedia payung sebelum hujan

Backup seluruh data di harddisk Anda sebelum menginstal Linux. Pada banyak kasus, karena salah langkah, seluruh isi harddisk musnah setelah mencoba menginstal Linux. Siapkan keping CD secukupnya atau pindahkan data ke harddisk lain.

Semua menjadi lebih mudah dan cepat jika Anda menginstal Linux pada harddisk kosong / baru, tapi jika tidak ada, maka backup data selalu disarankan. Jika Anda telah menempatkan data pada folder tersendiri, partisi tersendiri, atau bahkan harddisk tersendiri, maka prosedur pembackupan dan pemulihan data (jika diperlukan) akan menjadi mudah dan cepat. Namun, jika data Anda tersebar di berbagai pelosok folder, maka sekarang lah saatnya Anda belajar berdisiplin dalam mengelola data secara baik dan efisien. Lakukanlah sebelum semuanya terlambat.

Tip 5 : Buat apa repot ?
" ...Kenapa saya harus pusing memikirkan hal-hal teknis, pilih distro, partisi, instal, backup, apalagi ? Saya pakai Windows juga tidak pernah dipusingkan cara instal, pilih OS, aplikasi, bla bla. Semua sudah siap di PC baru ! Saya hanya ingin pakai Linux biar aman dari sweeping, saya hanya membutuhkan PC untuk membuat surat dan laporan-laporan rutin saja !...".

Begitu kira-kira ungkapan sang relasi. Ya, ada benarnya juga pemikiran ini. Anda tidak harus repot memikirkan hal-hal teknis untuk bekerja dengan komputer Linux. Di luar sana sudah banyak penyedia layanan teknis yang akan membantu proses peralihan sistem di kantor Anda. Sisihkan sedikit anggaran bagi persiapan sistem Linux di PC, dan Anda tinggal menggunakannya. Mudah seperti yang telah Anda lakukan saat memakai Windows.

Tip 6 : Banyak jalan menuju data
Sama seperti di Windows, Anda dapat bekerja dan memilih aplikasi tertentu untuk melakukan tugas tertentu. Anda hanya perlu mengetahui padan aplikasi dan alternatif-alternatif program yang bisa Anda gunakan. Linux memiliki beragam software untuk berbagai keperluan. Cara pengoperasiannya secara umum juga sama. Open, Close, Save, Copy, Paste, adalah istilah-istilah baku yang dapat Anda kenali di setiap program aplikasi, termasuk di Linux.

Sebagian besar aplikasi Linux mampu membaca dan mengolah jenis-jenis data yang telah Anda buat atau Anda miliki ketika memakai Windows. Misalnya file data olah dokumen, data olah angka, file presentasi, gambar, hingga koleksi film dan lagu. Lihat Tip 2 untuk membiasakan diri dengan aplikasi-aplikasi Linux.

Tip 7 : Siapkan kopi dan cemilan :)
Ini yang paling Anda perlukan jika memutuskan menginstal Linux sendiri dan mulai mencoba program / utility di Linux. Bisa jadi Anda akan berlama-lama di depan monitor hanya untuk menunggu progress bar di layar segera selesai, sementara Anda belum bisa memutar MP3 kesayangan.

Sumber : http://www.smitdev.com/

Setting Modem Smart Haier CE100 di Ubuntu


Pada tutorial ini, saya menggunakan distro Ubuntu 10.04 atau dengan nama lain Lucid Lynx dan juga menggunakan software wvdial. Wvdial itu sendiri merupakan salah-satu program yang sangat powerfull untuk melakukan dial up ke jaringan. Berikut adalah langkah-langkah untuk men-setting modem smart Haier CE100 dengan menggunakan wvdial :

1. masuk ke http://packages.ubuntu.com/lucid/wvdial dan download paket dibawah ini.

libxplc0.3.13_0.3.13-2ubuntu4_i386.deb
libwvstreams4.6-base_4.6-2_i386.deb
libwvstreams4.6-extras_4.6-2_i386.deb
libuniconf4.6_4.6-2_i386.deb
wvdial_1.60.3_i386.deb

(atau bisa juga download disini)

2. kemudian install secara berurutan.

3. setelah wvdial terinstal, edit file /etc/wvdial.conf lalu copy-paste parameter dibawah ini.

[Dialer Defaults]
Modem = /dev/ttyUSB0
Baud = 11520
Init1 = ATZ
Init2 = ATQ0 V1 E1 S0=0 &C1 &D2
Init3 =
Area Code =
Phone = #777
Username =smart
Password =smart
Ask Password = 0
Dial Command = ATDT
Stupid Mode = 1
Compuserve = 0
Force Address =
Idle Seconds = 0
DialMessage1 =
DialMessage2 =
ISDN = 0
Auto DNS = 1


4. Setelah itu, save file wvdial.conf dan pasang USB Modem ke komputer.

5. karena modem hanya dikenali sebagai storage, maka kita harus eject device dari modem kita, caranya dengan mengetikkan perintah eject /dev/sr1 di terminal, sr1 merupakan device dari modem kita tadi. Gunakan command ls /dev/ untuk melihat nomor dari device tersebut.

6. Terakhir, jalankan command wvdial di terminal.

Selamat mencoba. ^^